Sabtu, 03 Desember 2016

Seorang anak adalah kenikmatan yang harus disyukuri oleh kedua orang tuanya




🍼 Seorang anak adalah kenikmatan yang harus disyukuri oleh kedua orang tuanya.
Terlebih lagi disaat Allah Ta'ala memberikan nilai lebih pada anak-anaknya diatas anak-anak kaum muslimin secara umumnya berupa ilmu agama dan akhlak yang mulia.
Ia tumbuh diatas ilmu dan amal, ia mengorbankan masa senangnya di masa kecilnya, ia diharapkan menjadi benih yang berkualitas untuk generasi yang akan datang.
Lantunan Al Qur'an sering didengar dari lisannya, Hadits Nabi pun dihafal dalam hatinya dan sesuatu yang tak pernah terluput darinya adalah lisan yang basah dengan dzikir pagi dan petangnya serta doa kesehariannya.
Gerak geriknya begitu menyejukkan hati kedua orang tua dan Gurunya.
Bagaimana tidak ! amalan sholat wajibnya, sunnahnya dan muamalahnya terhadap Ayah bundanya, Guru, teman dan masyarakatnya adalah hiasan dia cerminan kepribadiannya.
Semoga Allah selalu membimbing anak-anak kita dan kaum muslimin secara umum agar seperti ini keadaannya.
Begitu menyejukkan mata hati siapa saja, kawan maupun lawan.
Kawan menghormatinya, lawan pun segan terhadapnya.

🌪 Namun, merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri lagi. Dalam perjalanan waktu Allah mentakdirkan lain.
Terpaan fitnah datang kepada pihak yang memberi pengaruh besar kepada murid teladan tersebut.
Terkadang fitnah datang dari kedua orang tuanya, keluarganya, Guru, teman maupun musuhnya.

✍ Hendaknya kita ingat bahwa Ulama kita banyak berpesan terkhusus kepada kedua orang tuanya atau walinya.
Karena sikap orang tuanya -terkhusus-, menentukan nasib anaknya yang masih duduk di majelis Ilmu di madrosah-madrosah atau ma'had-ma'had Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

☝️🏼️ Ingatlah wahai para orang tua dan para wali !
💥 Niat yang dulu tulus lillahi Ta'ala dan lil Islam pada anak anda , bisa berubah menjadi li 'arodhin minad dunya yakni keinginannya untuk dunia karena sikap anda yang salah langkah selaku orang tuanya, bisa jadi yang akan menimpa anak nantinya  :
👉🏼💰 ada harta yang ia kejar
👉🏼🔊 ada pujian yang ingin ia dengar
👉🏼💺 ada kedudukan pada ambisinya
❌ Bukan lagi lillahi Ta'ala

🗯 Jangan lah kita lupa dengan Sabda Nabi صلى الله عليه و سلم yang biasa kita dengar :

عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله، لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا ،لم يجد عرف الجنة يوم القيامة »
رواه ابن ماجه و الحاكم

Dari Abu Huroiroh : Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
"Barang siapa yang mempelajari ilmu agama yang seharusnya diinginkan darinya mengharap wajah Allah, (namun) ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan bagian dari dunia, maka pada hari kiamat nanti ia tidak akan mencium wangi surga."
( Shohih, riwayat at Tirmidzi dan Ibnu Majah -Rohimahumallah- )

❌ Ia tidak mencium wangi Surga
🔥 Neraka adalah tempatnya jika ia tidak bertobat saat didunia dan Allah tidak mengampuninya

🌑 Sudah pasti jelek kedudukan yang ia ambisikan, jika anda menggiringnya menjadi Ahli Dunia.
Sebagaimana Sabda Nabi dari Ka'ab bin Malik al Anshory رضي الله عنه :

عَنِ ابْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ :قَالَ رَسُولُ الله ِصلى الله عليه وسلم :
《 مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ 》
( رواه الترمذي )

Dari Ka’ab bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah sekawanan kambing lebih merusak daripada merusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan."
( HR. At Tirmidzi -Rohimahulloh- )

🌘 Niatnya pun berubah karena fitnah yang menembus benteng imannya

📜 Maka secara umumnya, kerusakan dia datang dari Orang tuanya. Berikut nasehat Ulama kita Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah -Rohimahullah - :

وكم ممن أشقى ولده و فلذة كبده في الدنيا و الآخرة
بإهماله و ترك تأديبه و إعانته له على شهواته
و يزعم أنه يكرمه فقد أهانه و أنه يرحمه فقد ظلمه وحرمه
ففاته انتفاعه بولده و فوت عليه حظه في الدنيا و الآخرة
و إذا اعتبرت الفساد في الأولاد رأيت عامته من قبل الآباء

"Dan betapa banyak orang yang MENYENGSARAKAN ANAK
dan BELAHAN HATINYA di Dunia dan di Akhirat,
👉🏻 Ia me-nyia2kannya,
👉🏻 Tidak mendidiknya(dengan benar),
👉🏻 Selalu membantu menuruti keinginan anak nya

🚧 Ia menduga, sedang memuliakannya padahal Telah Menghinakannya
🔨 Ia menduga, sedang menyayanginya
padahal Telah Menzholiminya

⭕️ Manfaat atas keberadaan Sang Anak telah terluputkan baginya
⭕️ Dan bagiannya di Dunia maupun Akhirat telah terluputkan pula baginya

🔍 Dan apabila Anda perhatikan Kerusakan pada Anak2, Anda akan dapati Secara keumumannya berasal dari pihak Sang Ayah(termasuk Ibu)."
[ Tuhfatul Maudud bi Ahkāmil Maulud ]

💢 Jika dalam niatan orang tuanya atau walinya ada cacat disitu, ia paksa dan ia giring putra putrinya menjadi hamba dunia dalam keadaan ia masih kecil belum memiliki daya untuk menolak keinginan orang tuanya.
Terlebih lagi orang tua tersebut tidak lagi mengindahkan Guru Pembimbing Putra dan Putrinya.

🍂 Oleh karena Nasehat untuk orang tuanya tidak lagi diindahkan maka dengan perpisahan yang pahit ini, Sang Guru hanya bisa berkata :

بَيْضَةُ اليَومِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ

"Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari."

💭 Karena kekhawatiran yang akan menimpa pada murid kesayangannya di masa yang akan datang berupa fitnah syahwat dan syubhat.

Wallohu A'lam

نسأل الله السلامة في الدنيا و الآخرة
و بارك الله فيكم


✍ Akhukum fillah Abu Ishaq at Thubany
               - Ghofarohullohu lahu-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📶 *JOIN TELEGRAM* :
🌏 https://tlgrm.me/islamy
📂 www.ahlussunnahtuban.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Loading ...